Seminar

Mengapa Penting Ada Museum HAM di Indonesia

Keprihatinan atas situasi impunitas di Indonesia, termasuk kasus Munir, membuat sejumlah aktivis, budayawan, dan sejarawan merasa perlu membuat ruang kampanye penyadaran hak asasi manusia. Fokus pada pembelajaran pada anak-anak muda, Museum HAM Munir hadir dalam mendorong perdamaian, toleransi, kebebasan, dan penghormatan hak asasi manusia di Indonesia. Membuat modul HAM untuk pelajar SMP dan SMU, dan beragam kegiatan diskusi dan seni lainnya.

Dalan rangka peringatan hari Hak Asasi Manusia Internasional 10 Desember Museum HAM Munir menggelar rangkaian diskusi virtual sejak tanggal 3 sampai 8 Desember 2020. Diskusi bertajuk Mengapa Penting Ada Museum HAM di Indonesia digelar pada Kamis 3 Desember 2020. Mengeksplorasi peran penting museum HAM Munir dalam mengusung pendidikan hak asasi manusia, menghadirkan narasumber Ahmad Taufan Damanik (Ketua KOMNAS HAM), Suciwati  (Museum HAM Munir), Amir Sidharta (Kurator Museum), Butet Kartaredjasa (Seniman/Museum HAM Munir), dan Suzy Hutomo (Executive Chairman The Body Shop). Acara dipandu oleh Andi Achdian, sejarawan yang juga anggota Dewan Pendiri Museum HAM Munir.

“Museum HAM Munir ini adalah sebuah monumen sejarah perjuangan masyarakat sipil di Indonesia. Sebuah cermin peradaban perjuangan para tokoh, termasuk Munir, dalam upaya menghormati nilai-nilai hak asasi dan demokrasi,” ungkap Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik.

Tantangan dalam mengembangkan Museum adalah bagaimana membuatnya menarik dari segi penampilan dan koleksinya. “Kisah Munir adalah kekuatan, termasuk benda-benda koleksi dan sosok perjuangannya yang menginspirasi,” kata kurator Museum Amir Sidharta. Tantangannya adalah bagaimana Museum HAM Munir bisa menggugah orang-orang agar bisa berpartisipasi dalam berjuang menegakkan HAM.

Simak diskusi lengkap seri #01 diskusi #HumanRightsDay 03-08 Desember 2020 “Selamat Datang Museum HAM Munir” di kanal YouTube Museum HAM Munir 


© Omah Munir All Rights Reserved.
Top