Seminar

Menggugah Inspirasi Melalui Eksebisi Tentang Perjuangan Munir

Bagian terpenting dari Museum HAM Munir adalah menampilkan perjuangan Munir sebagai seorang pembela HAM dalam mendampingi berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia. Di Museum HAM Munir, pengunjung akan diajak memahami prinsip-prinsip HAM seperti tentang persamaan, toleransi, kebebasan, dan antikekerasan dalam beragam bentuk. Di lantai satu museum akan digunakan sebagai ruang anak-anak agar bisa belajar tentang hak asasi manusia seperti toleransi, bullying dan lain-lain. Lantai dua menjelaskan sejarah dan sejumlah kasus-kasus HAM (isu lingkungan, perempuan, dan lain-lain). Lantai tiga fokus soal perjuangan Munir. Museum juga didesain ramah untuk difabel.

Museum HAM Munir menggelar diskusi virtual seri 4 pada 8 Desember 2020 dengan mengangkat tema “Menggugah Inspirasi Melalui Eksebisi Tentang Perjuangan Munir”. Menghadirkan narasumber Asfinawati (Ketua YLBHI), Cholil Mahmud (Musisi/ERK), Fatia Maulidiyanti (Koordinator Kontras), Engel Tanzil (dia.lo.gue artspace), Jumisih (KPBI/Penerima Beasiswa Munir STHI Jentera), Andi Achdian (Sejarawan/Musem HAM Munir) dengan moderator Indria Fernida (Museum HAM Munir).

Bagi Ketua YLBHI Asfinawati, di wilayah advokasi, Munir secara personal punya gagasan yang inspiratif, banyak mencari celah, dan penuh inovasi dalam melakukan advokasinya. Misalnya saat memegang devisi perburuhan YLBHI ia mengusulkan melakukan gugatan Citizen Law Suit Nunukan. Di Museum HAM Munir ini yang perlu ditonjolkan salah satunya adalah kedekatannya dengan rakyat. Tidak hanya advokat, Munir dekat dengan gerakan rakyat. Ia biasa tiba-tiba ditodong di tempat untuk bersama-sama menyelesaikan persoalan masyarakat, bukan hanya pembelaan di pengadilan. Dia dekat dengan korban dan banyak gerakan sosial.

Cholil Mahmud, vokalis Efek Rumah Kaca, menilai seni bisa menjadi salah satu alat untuk menyebarkan gagasan hak asasi manusia di Museum HAM Munir. Terjadi proses “estetika relasional”, di mana selain karya itu bagus mutunya, prosesnya juga mengajak orang untuk bisa berdaya bareng-bareng, dan orang tambah pintar. “Saya membayangkan Museum HAM Munir akan menjadi tempat bayak kegiatan atau acara dan berdiskusi soal itu, dan menjadi episentrum gerakan HAM,” ungkap Cholil.

Simak selengkapnya diskusi seri 4 di kanal YouTube Museum HAM Munir 


© Omah Munir All Rights Reserved.
Top